Sabtu, 23 April 2022
Walau Menelan Korban Setiap Tahun, Tambang Pasir Bukit Weol Tetap Berlanjut
Sabtu, 05 Maret 2022
Penti and Pa'u Tuak Curu in Manggarai Tribe
The term Manggarai is not a foreign thing for us Indonesian people because the term Manggarai names two places that we often hear, including in Jakarta, there is a train station called Satsiun Manggarai and one is in East Nusa Tenggara, precisely on the western part of Flores island, namely the Manggarai tribe which covers three districts. namely East Manggarai, Manggarai, and West Manggarai. Apart from that, this section specifically discusses the Manggarai tribe which is one of the tribes carried by the Manggarai people from the three districts mentioned above. This time the author discusses two traditional events owned by the people of the Manggarai tribe, including "Penti" and "Pa'u Tuak Curu."
Penti
Penti is an annual event held by residents from several villages in Manggarai. Penti is held in November, as an event of gratitude to God who has been passed down from generation to generation for the harvest that has been obtained. Apart from being a ceremony for the harvest, Penti is also held to celebrate togetherness or strengthen peace between villagers. So every Penti celebration event, all village residents gather together to celebrate Penti, both those who live in the village and those who live in other villages or other areas are called to join in the Penti event. The ceremonies that are united in the Penti celebration include; offerings to God and ancestors "teing hang", the ritual of inviting ancestral spirits and cleansing of the "barong wae" spring, the ritual of inviting the spirit of the gardener "barong lodok", the togetherness dance "cogka sae" and traditional games or matches using the whip"caci."
Pa'u Tuak Curu
Pa'u Tuak Curu is one of the habits of the Manggarai people in welcoming guests who visit a village. This method is done as an expression of gratitude to God that the visiting person arrived safely. Also as a tribute to the welcome for their presence. It is said that Pa'u Tuak Curu is usually held for the arrival of the kings in Manggarai. Because of the development of human civilization, the royal system no longer exists. So now the Pa'u Tuak Curu event is held, if there are high-ranking government guests such as the President, Minister, Governor, Regent and religious officials such as Bishops and Pastors or Priests. Aside from being a respect, this custom is also done to give a reflection, that the arrival of the guest is accepted and provides comfort.
These are two events of Manggarai tribe as Penti and Pa,u Tuak Curu that author purpose on this specific part of writing. hopefully useful for those read and if anyone else who know more about these two events, the criticism and suggestion are welcome to discuss.
#tribe #manggarai #penti #pa,u tuak curu #travellover #travelblogger
Selasa, 01 Maret 2022
Nyepi Day in Bali, March 28th 2020
Jumat, 25 Februari 2022
Pemberlakuan 25% Kerja Pegawai Nonesensial Berimbas Merosotnya Orderan Ojek Online
Oleh, Febri Wengke
Merambatnya peberlakuan 25% kerja selama PPKM level 3 area DKI Jakarta berdampak pada merosotnya hasil kerja dari sector pekerja ojek online di area Kota Depok.
Seperti yang dilansir dari media online Liputan6.com perkantoran nonesensial di DKI Jakarta kini wajib memberlakukan sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH). Kantor-kantor itu hanya diizinkan melaksanakan work from office (WFO) atau bekerja di kantor sebesar 25 persen. Hal itu tertuang dalam keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor 118 Tahun 2022 tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 3 corona virus disease 2019 yang ditekan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 7 Februari 2022.
(Foto; Dokumen pribadi saat menumpangi motor pekerja ojek online Grab pak Ismail)
Tidak terkecuali Bapak Ismail pekerja ojek online pada Grab yang beroprasi sekitaran Kota Depok. Bersama Bapak Ismail yang saya wawancarai pada sore Jumaat 25 Februari 2022 sekitar pukul 16.40 sembari mengemudikan motor mengaku selama berlakunya 25% kerja bagi para pegawai nonesensial merasakan menurunya orderan ojek yang beliau terima setiap harinya, bahkan kadang seharipun tidak ada orderan. Karena selama ini orderan yang beliau terima kebanyakan dari kalangan pegawai nonesensial. Pria yang beranak satu itu berasal dari Jakarta, karenakan untuk memenuhi ekonomi beliau bersama keluarga kecilnya memilih tinggal di Kota Depok. “hidup ini kita jalani semampunya kita aja mas, soal rezeki sudah diatur oleh Dia yang diatas, syukuri aja apa yang kita terima dan nikmati sekarang” papar pak ismail seraya terasa untuk menikmati hidup yang secukupnya selama masa pandemic covid 19 dan diberlakunya 25% kerja di DKI Jakarta. Harap Pak Ismail "agar dari Dia yang diatas menagatur sebaiknya kehidupan ini untuk cepat diselesaikanya masalah pandemi virus corona yang terjadi saat ini."
Sabtu, 29 Januari 2022
Meredupnya Literasi Membaca Buku Dalam Kemajuan Teknologi
Oleh; Febri Wengke
Ambangan literasi dalam
kehidupan masyarakat yang sampai sejauh ini masih berthan pada standar, tanpa
ada perkembangan. Literasi merupakan suatu kreativitas seseorang ataupun
sekelompok orang dalam hal membaca, menulis, berkomunikasi, dan berhitung. Pada
fase standar literasi yang mana pada perkembanganya saat ini dikarenakan
kurangnya kreativitas masyarakat khususnya para akademisi dalam berliterasi. Dalam
hal ini khususnya membaca sebagai salah satu peroses mencari ilmu pengetahuan,
sebagaimana para cendikia mengatakan “membaca adalah jendela dunia.” Membaca
sekarang ini bisa dilakukan melalui berbagai media antara lain media offline
seperti buku, majalah, Koran, brosur, dll. Ada juga melalui media online
seperti ebook, google search, majalah online, dll.
Berbicara mengenai
literasi khususnya dalam hal membaca buku yang menjadi salah satu aspek
perkembangan literasi dari jaman dulu sampai sekarang ini, membaca buku tetap
pada stagnasi perkembanganya. Oleh karena peminat baca yang semakin berkurang
hanya saja segelintir orang dan dengan mewadahi perkumpulan klub kecilan
sebagai pencinta buku. Sebagianya lagi khususnya para akademisi terpaksa
membaca buku karena disuruh oleh guru atau dosen atas tuntutan materi tambahan dan
referensi tugas-tugas tambahan yang diberikan dalam mata kuliah atau pelajaran
yang diampuh. Dari masyarakat umum lainya menganggap bahwa membaca buku adalah
hanya kewajiban para pelajar atau akademisi dan kewajiban para pejabat-pejabat.
Yang mana sebenarnya membaca buku merupakan hak dan kewajiban siapapun yang
ingin mendapat wawasan dan ilmu pengetahuan lebih untuk dirinya sebagai bekal
dalam menjalani hidup yang kemajuanya sangat pesat ini. Sehingga ilmu
pengetahuan tidak melulu didapatkan melalui pendidikan formal dan lebih
berkompeten lagi bagi para pelajar atau akademisi yang berpendidikan formal
jika secara creative dan kesadaran untuk membaca buku sesuai bidang ilmu yang
ingin dipelajari.
Memang tidak bisa dipungkiri
pula perkembangan teknologi sekarang ini yang memberikan kemudahan dalam segala
aspek kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi dalam hal ini yaitu
computer, labtop, handphone, dll sebagai teknologi yang mnyalurkan media online
yang dapat diakses dengan cepat dan mudah melalui jaringan internet atau
network. Kaitanya dalam hal kurangnya minat baca buku masyarakat dan pelajar
karena cepat dan mudahnya mengakses media baca online pada ebook, google
search, majalah online, dll. Membaca pada media online yang hanya dapat diakses
melalui computer, labtop, handphone, dll. Kemudahan dan keinstanan itu cendrung
masyarakat dan akademisi atau pelajar memojokan buku yang berwujud, mungkin
tidak membaca sama sekali.
Meredupnya literasi
membaca buku terlampau efeknya yang dialami ibu Mela sebagai penjual buku di
toko buku Mail area Pondok Cina, Kota Depok. Penjualan buku bu Amel sekarang
ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya “Palingan sekarang kalau
ramenya pembelian buku ketika mengawali semester dan tahun ajaran baru,”
tanggap Bu Amel saat diwawancarai. Beliau juga menambahkan “apa yang saya
ketahui sisitem pendidikan Indonesia kurang penegasanya jangankan pendidikan hukum
pun kurang penegasan terhadap pelakunya, pendidikan yang diemban sebagian orang
hanya mengikuti alur saja tanpa memiliki kesadaran, murid hanya datang diam
duduk dengar pulang dan guru hanya menyampaikan materi kemudian dipahami atau
tidak intinya sudah dilaksanakan, begitupun dengan murid tanpa memiliki pemahaman
mendalam atas materi dari gurunya.” Dalam wawancara Bu Amel juga berharap “pemerintah
khususnya mentri pendidikan sebagai tumpuan riset sistem pendidikan yang
menyeluruh tidak hanya di kota saja diriset tetapi menyeluruh dan rata sampai
pelosok negri, dalam hal literasi harus digalakan untuk terus disosialiasakan
sebagai acuan kreativitas dalam membaca, menulis, membaca, berkomunikasi, dan
berhitung, tidak hanya bagi para pelajar tetapi juga kepada masyarakat
seluruhnya.”
Kamis, 02 Desember 2021
Born to Renewal
Sabtu, 27 November 2021
Pengertian dan Langkah-Langkah Menulis
5 Destinasi Wisata Yang Wajib Dikunjungi di Labuan Bajo Selain ke Pulau Komodo
Penulis; Febri Wengke (keindahan kota pelabuhan Labuan Bajo dihiasi puluhan kapal yang mengambang, sumber; dokumentasi pribadi) Kegemara...

-
Oleh, Febri Wengke Dalam satu diri yang hidup terdapat si Suara Hati dan si Pikiran. Keduanya berada dalam satu diri yang sedang menjalani...
-
By: Engel Salmon, SVD Introduction The parable of the lost sheep in Luke (15:1-10) starts with portraying Jesus’ aud...
-
By, Febri Wengke I have fondest memories were me and my father was travel to opposite of our village, that village was named La...